Penemuan Kuburan Massal Korban Perdagangan Manusia Di Thailand (dailymail.co.uk)

TRENDNEWS.co.id - Rohingya menjadi etnis yang saat ini mendapat perhatian dunia karena mengalami penganiayaan dan pengusiran dari tanah kelahiran mereka. Saat ini etnis Rohignya menjadi manusia perahu yang hidup terombang-ambing ditengah laut karena melarikan dari dari kekejaman gerakan biksu radikan '969' di Myanmar.

Beratnya hidup etnis Rohinya tidak berhenti ketika mereka berhasil lolos dari kekejaman rakyat budha Myanmar, hal itu karena kedatangan mereka mengalami penolakan oleh negara-negara sekitar yang seharusnya menampung mereka. Tidak hanya itu, keputus asaan etnis Rohingya pun dimanfaatkan oleh para pelaku perdagangan manusia.

Sebanyak lebih dari 100 jasad pengungsi Rohingya ditemukan terkubur dalam satu lubang di perbatasan Malaysia-Thailand, tepatnya di Perlis yang masuk wilayah Malaysia. Diduga mereka adalah korban perdagangan manusia.

Selain itu, Polisi Malaysia juga menemukan 29 kuburan massal di sekitar lokasi. Polisi akan melakukan penyelidikan terkait kuburan itu.

"Saya rasa ini adalah temuan awal dan saya pikir jumlahnya akan lebih besar," ujar Menteri Pertahanan Malaysia Ahmad Zahid Hamidi, dikutip dari mirror.co.uk, Senin, 25 Mei 2015.

Kuburan massal itu ditemukan di sebuah lokasi yang letaknya cukup sulit diakses. Hamidi menduga lokasi itu merupakan kamp pengungsi ilegal yang sudah beroperasi selama beberapa tahun.

"Mereka sudah berada di sini selama beberapa waktu. Saya menduga kamp sudah beroperasi selama sekitar lima tahun," kata Hamidi.

Wilayah utara Malaysia masuk ke dalam jalur penyelundupan manusia ke Asia Tenggara dengan perahu dari Myanmar. Kebanyakan adalah orang Rohingya dari bagian utara negara ini yang melarikan diri karena penganiayaan.

Sebagian dari mereka adalah penduduk Bangladesh. Mereka meninggalkan negerinya untuk mencari pekerjaan, tetapi juga menjadi korban dari perdagangan ilegal.

Sebelumnya juga ditemukan sebanyak 26 jasad pengungsi Rohingnya di Provinsi Songkhla, Thailand. Jasad-jasad itu terkubur dalam kuburan massal.

Penemuan ini membuat Pemerintah Thailand memberlakukan larangan keras bagi praktik perdagangan manusia. Akibatnya, 3.000 pengungsi asal Myanmar dan Bangladesh tidak boleh masuk ke Thailand, hingga mereka akhirnya mendarat di Malaysia dan Indonesia.

Ribuan lebih pengungsi terombang-ambing di lautan. Perdana Menteri Malaysia Najib Razak kemudian memerintahkan angkatan lautnya untuk menyelamatkan mereka.

Sebanyak 10 ribuan orang Rohingya telah melarikan diri akibat mengalami penganiayaan di Myanmar. Hal itu menyebabkan terjadinya krisis kemanusiaan di Telung Bengala.

Sejak awal Mei, otoritas Thailand telah menahan 46 orang penduduk dan politisi lokal dan telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap 77 tersangka lainnya. Mereka diduga turut terlibat kasus perdagangan manusia ini. (Ism/act)

 

 

 

BACA JUGA


Top