Foto: Pasukan ISAF - NATO di Afghanistan (jfcbs.nato)

TRENDNEWS.co.id - PBB dan NATO secara resmi mengakhiri perangnya di Afghanistan pada hari minggu (28/12). penghentian operasi militer di tandai dengan acara di Markas Militer yang bertempat di Kabul.

Operasi Militer yang dilakukan pada negara tersebut telah meninggalkan banyak kerusakan dan kematian sejak dimulai pada tahun 2001. Hal itu menyebabkan banyaknya protes dari dunia internasional atas kebijakan yang dilakukan oleh Amerika dan sekutu.

Upacara simbolik menandai berakhirnya tugas pasukan keamanan Internasional yang dipimpin Amerika Serikat, yang akan diganti oleh 13.500 tentara pendukung yang sebagian besar mereka merupakan warga Amerika, mulai 1 Januari 2015.

Jenderal John Campbell, Komandan International Security Asistance Force (ISAF) menggulung bendera ISAF yang berwarna hijau dan putih dan mengibarkan bendera misi Internasional yang baru, yang disebut Resolute Support (Dukungan Tegas).

Dihadapan warga Afghanistan dan Militer Internasional pasukan militer dan petugas seperti jurnalis, dan juga Diplomat, Campbell memberikan penghormatan kepada pasukan yang tewas selama perlawanan.

"Jalan didepan kami masih menantang, tapi kami akan menang" kata dia. ISAF didirikan setelah terjadinya tragedi 11 September. Dipimpin oleh Amerika Serikat, sekitar 50 negara sekutu mengirimkan pasukannya untuk ikut dalam operasi lintas negara dan menyerang Taliban yang berpusat di Afghanistan.

Mulai Januari mendatang, tugas baru akan diberikan untuk mendidik dan mendukung tentara Afghanistan.

Presiden Afganistan, Ashraf Ghani yang mulai menjabat pada bulan September menandatangani perjanjian bilateral dengan Washington dan NATO yang memungkinkan hadirnya militer internasional secara permanen.

(daan/nbc)

 

 

 

BACA JUGA


Top