Pemerintah merevisi harga BBM setelah menaikkanya November lalu

TRENDNEWS.co.id - Penurunan harga BBM jenis premium dari Rp8.500 per liter menjadi Rp7.600 per liter dan Solar Rp7.500 per liter menjadi Rp7.250 tentunya merupakan suatu kabar baik untuk masyarakat Indonesia.

Tetapi revisi harga ini menimbulkan pertanyaan bagi sejumlah tokoh, salah satunya Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Marwan Cik Hasan.

Seperti yang di kutip viva.co.id, Marwan mengatakan bahwa sempat kecewa terhadap kebijakan pemerintah saat menaikan harga BBM pada bulan November ketika harga minyak dunia turun. Di sisi lain, hingga saat ini pemerintah belum juga menjelaskan alasan menaikkan harga BBM.

"Seharusnya bulan lalu pemerintah menurunkan harga BBM, bukan menaikkan. Anehnya sekarang diturunkan lagi," katanya.

Marwan meminta agar pemerintah menjelaskan kepada rakyat terkait kenaikan harga BBM pada bulan November lalu. Sebab, kenaikan harga BBM yang dirugikan adalah rakyat karena harga bahan pokok juga ikut naik. 

"Jangan sampai asumsi penurun harga BBM menjadi bagian pencitraan lagi untuk pemerintahan Jokowi," kata dia.

Karena menurutnya perubahan sebuah kebijakan penting dalam rentang waktu yang singkat ini menunjukkan kurang matangnya kebijakan yang diambil pemerintahan Jokowi dan cenderung terburu-buru.

Kebijakan penurunan BBM ini tentunya tidak terlalu berpengaruh signifikan terhadap harga-harga bahan-bahan pokok lainnya karena penurunan harganya tidak secepat dan semudah menaikkan harga saat kenaikan BBM November lalu.

(phy)

 

 

 

BACA JUGA


Top