Trend Islam
Ahmed Aboutaleb, Walikota Muslim Pertama di Negeri Kincir Angin
TRENDNEWS.co.id - Rotterdam adalah kota terbesar kedua di Belanda dan salah satu kota pelabuhan terbesar dan tersibuk di dunia. Mungkin karena faktor itulah, Rotterdam adalah kota dengan prosentase penduduk asing tertinggi di Belanda. Sekitar 47% penduduk Rotterdam merupakan ketururnan Suriname, Turki, Maroko, Aruba, dan lain-lain. Kurang lebih 13% warga Rotterdam beragama Islam.
Karakteristik kota Rotterdam adalah kota ini tampak cantik dengan arsitektur bangunan modern, berbeda dengan kota-kota lain di Belanda yang khas dengan bangunan kota tua dan peninggalan jaman dulu. Ikon arsitektur terkenal di Rotterdam antara lain Erasmus Bridge, Cubic House dan Euromast. Di bidang pendidikan, universitas utama di Rotterdam adalah Erasmus University Rotterdam (EUR), dengan Fakultas Kedokteran-nya (Erasmus Medical Center) sebagai tempat penulis belajar.
Yang menarik, walikota Rotterdam saat ini beragama Islam. Beliau adalah Ahmed Aboutaleb, warga Belanda kelahiran 29 Agustus 1961 ini memiliki garis keturunan Maroko yang menjadi walikota Rotterdam sejak bulan Januari 2009. Beliau adalah satu-satunya walikota muslim di negeri Belanda. Keberhasilan anak seorang imam ini menjadi sebuah kisah klasik keberhasilan seorang imigran. Aboutaleb memang harus merangkak dari bawah hingga menduduki jabatan seperti sekarang ini. Saat remaja, ia tiba di Belanda.
Tahun 1998, Aboutaleb menjadi direktur organisasi Forum, institusi yang mengurusi persoalan multikultural di Belanda. Upayanya meredam ketegangan anti-Muslim setelah insiden terbunuhnya sutradara film Belanda Theo van Gogh, mendapat pujian. Van Gogh ditikam oleh seorang pemuda Belanda keturunan Maroko gara-gara filmnya yang dianggap melecehkan Islam.
Aboutaleb bekerja keras dan sedikit demi sedikit menaiki tangga sosialnya. Mulanya, ia menjadi seorang jurnalis. Namun kemudian, ia mengubah haluan hidupnya, menjadi seorang politikus. Ia bergabung dengan Partai Buruh di Amsterdam. Penominasian Aboutaleb, sebagai wali kota Rotterdam oleh pimpinan partainya, yang dianggap oleh sebagian orang hanya posisi seremonial, telah membuat sejumlah pengamat merasa terkejut. Apalagi, ia yang seorang imigran Muslim akhirnya menjadi seorang walikota.
Kebijakan-kebijakan yang dilakukan Aboutaleb di Rotterdam sangat dirasakan oleh muslim di kota tersebut. Muslim di kota Rotterdam ini dengan mudah menemukan masjid yang banyak tersebar di seluruh penjuru kota. Desain bangunan masjid yang modern tampak seperti apartemen yang menyatu dengan rumah-rumah, apartemen, atau kantor di sekelilingnya. Pendatang baru mungkin akan kesulitan mencari lokasi-lokasi masjid tersebut, meskipun sebenarnya ada di mana-mana.
Masjid-masjid tersebut dikelola oleh warga keturunan Turki, Maroko, Pakistan, Somalia, Boznia atau Indonesia. Uniknya, sebagian masjid di Rotterdam dulunya adalah bangunan bekas gereja yang kemudian beralih fungsi menjadi masjid. Oleh karena itu, banyak bangunan masjid di Rotterdam dari luar tampak seperti bangunan gereja, gedung, atau rumah biasa. Masjid Essalam yang terletak di bagian selatan kota Rotterdam, adalah masjid terbesar di Belanda. Masjid ini terletak tidak jauh dari Stadion de Kulp, kandang dari klub sepakbola Feyenoord.
Sekolah Islam di Rotterdam
Bagi orang tua yang memiliki anak, terdapat alternatif untuk menyekolahkan anak-anak mereka di sekolah Islam. Di sini, mereka tidak hanya belajar pelajaran umum saja, tetapi juga diajarkan membaca dan menghapal Al-Qur’an, belajar menulis Arab, menghapal hadits dan doa sehari-hari, juga pelajaran tentang praktek ibadah seperti shalat, meskipun dengan frekuensi yang relatif masih sedikit. Mayoritasnya tetap belajar pelajaran umum. Kadang juga diadakan pelajaran manasik haji. Pelajaran Islam tambahan bisa mereka dapatkan dengan mengaji di masjid selesai jam sekolah. Mereka juga diajarkan tentang akhlak sehingga dapat memiliki akhlak dan perilaku yang berbeda dengan para remaja di Belanda secara umum. Sekolah-sekolah Islam ini tetap disubsidi oleh pemerintah Belanda sehingga tidak perlu membayar alias gratis sebagaimana sekolah-sekolah umum di Belanda lainnya.
(Li)